Santri kelas IX SMP Bilingual Terpadu dan SMP Bilingual Terpadu 2 melaksanakan serangkaian kegiatan survival character yang berlangsung selama 3 hari, 19-21 Februari 2024. Survival Character tahun ini dikemas dalam beberapa kegiatan yang bertujuan untuk menguatkan kemampuan bilingual (Arab-Inggris) dan praktik ilmu ubudiah tentang adab bepergian dan tatacara salat sebagai seorang musafir.
Kegiatan yang bertema “Exploring Culture to Nurture Language Skill and Character Development” terbagi menjadi 3 jenis acara. Acara pertama yakni Pelatihan Penguatan/Driling Bahasa yang dilaksanakan pada tanggal 19 dan 20 Februari di Pendopo Wali Songo. Selama 2 hari, para santri mendapat drilling bahasa Arab dan Inggris yang bisa dipraktikkan ketika bertemu dengan wisatawan asing yang berkunjung ke Yogyakarta khususnya ke Candi Borobudur. Salain itu, para santri juga mendapatkan penguatan ilmu ubudiah tentang adab bepergian dan tatacara salat selama menjadi musafir.
Acara kedua yakni pesan nasihat dari Bapak Pengasuh, KH. Nurcholis Misbah. Seperti biasa, sebelum para santri melakukan rihlah/perjalanan keluar pesantren, tidak afdal rasanya apabila Bapak Pengasuh tidak memberikan ‘wejangan’ kepada para santri, apalagi ini perjalanan jauh. Dalam nasihatnya, bapak pengasuh menekankan bahwa selama rihlah para santri harus bisa menjalin relasi sosial yang baik dengan sesama di manapun berada. Karena dengan menjaga relasi sosial yang baik, akan dapat menjaga diri dari hal-hal yang tidak diinginkan selama perjalanan. Selain itu, beliau juga berpesan untuk selalu menjaga kebersihan di manapun karena pada dasarnya Allah mencintai hambanya yang senang dengan kebersihan. Menjaga kebersihan merupakan cerminan akhlakul karimah yang harus dimiliki oleh para santri.
Rihlah ke Yogyakarta selama 2 hari menjadi acara puncak survival character santri kelas IX. Selasa, 20 Februari, tepat pukul 22.00 WIB, seluruh santri kelas IX bersama 26 guru pendamping berangkat menuju Yogyakarta. Tujuan pertama adalah Candi Borobudur yang berada di Magelang. Para santri diberi tugas untuk membuat dokumentasi wawancara dengan wisatawan asing sebagai bentuk implentasi penguatan bahasa yang telah diberikan sebelumnya. Tujuan kedua adalah Ketep Pass Merapi Merbabu yang terletak di Desa Ketep, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Magelang. Lokasi yang berada pada ketinggian 1200 mdpl dan di pertengahan antara Gunung Merapi dan Merbabu ini membuat pengunjung bisa menikmati panorama indah yang berada di lereng Merapi dan Merbabu. Tidak hanya bisa menikmati keindahan alam, di sini para santri dapat belajar tentang sejarah Gunung Merapi melalui pemutaran film dokumenter di bioskop mini Ketep Pass. Tujuan ketiga adalah Ibarbo Park yang berada di Sleman. Ibarbo Park merupakan tempat belanja oleh-oleh yang berkonsep taman wisata. Para santri bisa berbelanja oleh-oleh yang dibandrol mulai harga Rp16.500,- hingga ratusan ribu rupiah. Bukan hanya berbelanja, di sini para santri dapat mengimplentasikan kemampuan manajemen finansialnya. Berpikir kritis sebelum membeli. Apakah barang yang dibeli sudah disesuaikan dengan kebutuhan atau hanya sekadar ‘kalap’ ingin membeli semua yang terlihat memukau di mata.
Alhamdulillah, kegiatan selama 3 hari ini berjalan dengan lancar. Semua pembekalan yang diberikan kepada para santri mampu mereka terapkan dengan baik selama berada Yogyakarta. Seperti yang selalu Bapak Pengasuh katakan bahwa “momen akan menjadi momentum” bagi siapa saja yang mampu merefleksikan setiap momen menjadi pembelajaran bermakna. Harapan besar kami, semoga para santri kelas IX dapat menjadikan survival character sebagai momentum untuk terus mengasah diri. Aamiin. SMR.
SMP Bilingual Terpadu 2